Bendera dikibarkan setengah tiang di Lapangan Siantar, SMK Negeri 1, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Pengibaran bendera setengah tiang sebagai ungkapan belasungkawa atas meninggalnya lima guru dalam kecelakaan di Kabupaten Simalun.
Peristiwa itu terjadi pada Rabu sore (24 Januari 2024) di Km 24-25, Jalan Siantar-Simalongon, Dusun Polo Bang, Desa Brand Raya, Kecamatan Raya.
Mobil yang ditumpangi korban ditabrak truk.
Kepala SMK Negeri 1 Siantar M Syahrizal Damanik mengatakan, kelima korban akan memberikan penghormatan pada pemakaman seorang guru di Raya Osang, Kabupaten Simalungun.
Mereka pergi sebagai kelompok. Namun di tengah perjalanan, salah satu kendaraan rombongan mengalami kecelakaan.
Pada Kamis (25/1/2024), ia mengatakan, “Jadi, Pak Pandai Besi adalah kepala dinas sosial keluarga di sekolah tersebut dan dia adalah guru yang tidak ada waktu belajar pada hari itu.”
Kelima guru tersebut adalah Sri Wilpini Borba, 56 tahun, guru seni budaya warga Simalungun; Rosemian Gultom, 55, guru pendidikan agama Kristen, warga Simalungun; Elbin Simanguntak (55), guru bahasa Inggris, tinggal di Simalungun; Sri Juni Eva Sarajeh, 52, guru matematika, warga Pematangsiantar; Sorti Togatorup, 28, warga Humpang Hasondotan.
“Ini kabar yang sangat menyedihkan bagi kami karena lima guru terbaik kami tewas dalam kecelakaan kemarin,” ujarnya.
Shehrazal mengatakan pihak sekolah akan mengibarkan bendera setengah tiang selama tiga hari.
Pembunuhan lima guru tersebut membuat rekannya Resmaria Nababan patah hati. Dia teringat pertemuan terakhirnya dengan korban.
Dia berkata, “Saya tidak perlu mengatakan apa pun karena saya bertemu dengannya sebelum saya pergi (mengunjungi pemakaman).”
Lesmaria berharap keluarga korban mendapat keberanian.
“Semoga Tuhan memberkati keluarga (korban) dan menguatkan mereka,” ujarnya.
Hal serupa juga dirasakan Royan Naibahu, ketua OSIS SMKN 1. Ia mengaku sedang melakukan praktik kerja lapangan (PKL) setelah mendengar kejadian tersebut dari grup WhatsApp OSIS.
Dia dikutip di surat kabar Maidan Tribune pada hari Kamis menjelaskan: “Siswa mana yang bisa mentolerir melihat gurunya seperti ini? “Saya terkejut.”
Royan mengatakan, lima korban mengajar di kelasnya. Faktanya, salah satu korbannya adalah wali kelas Lu Yan.
Kronologis kejadian Simalungun
/TEGUH PRIBADI Kecelakaan yang diduga rem blong ini terjadi antara truk Fuso dengan mobil di jalan raya Siantar-Saribudolok, tepatnya di Kecamatan Bulu Pange, Desa Brand Raya, Kecamatan Raya. Simalungun. Kabupaten, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Rabu (24 Januari 2024).
Dalam kecelakaan tersebut, truk Mitsubishi Fuso yang membawa minuman kaleng bertabrakan dengan lima mobil dan lima sepeda motor di Kabupaten Simalung.
Kepala Divisi Lalu Lintas (Kasat Lalu) Kepolisian Resor (Polres) Simalungun Iptu Jonni FH Sinaga mengatakan, truk bernomor polisi BK 9957 CE itu menuju Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara, dari arah Pematang Raya di Kabupaten Simalungun.
Truk yang dikendarai DS (35) melaju dengan kecepatan sedang.
Dijelaskannya, saat tiba di lokasi kejadian pada Rabu, rem kendaraan blong dan pengemudi kehilangan kendali hingga menabrak mobil dan sepeda motor di depannya.
Truk tersebut berhenti setelah bertabrakan dengan kendaraan BK 1391 WZ yang datang dari arah berlawanan.
Enam orang tewas dalam kecelakaan ini. Selain lima guru SMKN 1 Siantar, korban lainnya adalah seorang penumpang mobil kecil bernomor polisi BK 8060 TQ berinisial HP (24).
Empat orang mengalami luka ringan dalam kecelakaan di Simalungun. Saat ini, pengemudi truk tersebut telah ditangkap polisi dan sedang diperiksa.
Sumber: (Penulis: Tejoh Pribadi | Redaksi: Glory K. Wadrianto), -Medan.com
Discussion about this post